makalah alat music seruling


DAFTAR ISI

·        Kata Pengantar..

·        Daftar Isi...

·        Bab 1 : Pendahuluan
A.    LatarBelakang...
B.     RumusanMasalah...
C.    Tujuan...

·        Bab 2 : Pembahasan
A.    PengertianSuling..
B.     Sejarah Suling..
C. Perkembangan alat musik Suling di berbagai negara.........
D.    Suling Bambu...
E.     Suling Modern..

·        Bab 3 : Penutup
A.   Kesimpulan..

BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang 

Suling merupakan sejarah salah satu alat musik tradisional yang terdapat di banyak negara.
Banyak negara yang memakai alat musik yang dibunyikan dengan cara ditiup ini.
Suling banyak dimainkan hingga kini.
Alat musik ini banyak dimainkan karena relatif mudah untuk memainkannya. Selain itu suling juga gampang dibuat karena bahan baku utamanya yaitu bambu yang cukup mudah ditemukan.
Pembuatannya juga cukup mudah.
Karena bahan bakunya gampang ditemukan, suling cukup terjangkau semua kalangan.
Harga murah dengan kualitas yang tidak murahan.

B.Rumusan Masalah

Apa itu alat musik Suling
Bagaimana sejarah Suling
Bagaimana perkembangan Suling di berbagai negara
Bagaimana tentang Suling Bambu
Bagaimana tentang Suling Modern

C.Tujuan
Memahami tentang alat musik suling
Mengetahui dan memahami sejarah Suling
Mengetahui perkembangan Suling di berbagai negara
Mengetahui tentang Suling Bambu
Mengetahui tentang Suling Modern

BAB 2
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Seruling merupakan alat musik tiup yang sudah dikenal banyak orang. Karena harganya yang relatif murah dibandingkan alat musik lain. Suling terbuat dari bambu, kayu, tulang, atau bahkan bahan logam.
Suling mampu menghasilkan bunyi lembut, kasar, melengking atau seperti suara siulan.
Sumber bunyi seruling berada di bagian tak jauh dari puncak kepala. Di situ terdapat lubang tiupan kira-kira sebesar ujung jari.
Suara diproduksi ketika dalam posisi melintang,
lubang itulah yang kita tiup. Udara kita tiupkan masuk ke dalam tabung, mengalir dan membentur sepanjang dinding tabung yang berfungsi sebagai resonator.
Keras lembutnya hembusan akan menghasilkan frekuensi nada yang berbeda-beda, tinggi atau rendah.
Tangga nada dapat dihasilkan selain karena variasi kekuatan hembusan juga karena terbuka atau tertutupnya lubang pengatur nada.
Jari tangan kanan dan kiri bertugas mengurusi pembukaan dan penutupan lubang itu dengan memencet-mencet tombol yang tersedia.
Lubang nada serta tombol pengendali itu berada di bagian tubuh serta kaki seruling Di situ terdapat 16 atau 17 lubang, dimana 11 di antaranya dapat ditutup oleh 4 jari tangan kanan dan 3 jari tangan kiri dan satu lubang ditutup oleh jempol tangan kiri.
Empat lubang lainnya dapat dibuka tutup melalui gagang-gagang tombol.
Nada seruling umumnya dimulai dari nada do, di, re, ri ,mi, fa, fi, sol, sel, la, li, si dan do,terus melengking menuju ke oktaf berikutnya hingga mencapai 3 oktaf lebih.
Dengan jangkauan wilayah nada yang sedemikan banyak serta adanya fasilitas untuk nada-nada kromatik, maka seruling dapat melayani berbagai nada dasar.
Dia mampu mengiringi penyanyi bersuara berat dan rendah maupun penyanyi bersuara melengking dan tinggi.
Jadi mampu bermain di nada dasar D ataupun G dan sebagainya.

B.Sejarah Seruling

Menurut penelitian alat musik pertama yang ditemukan adalah seruling yang dimainkan oleh manusia Neanderthal.
Sebuah seruling Neanderthal berumur 40,000 tahun yang terbuat dari tulang.
Menurut perhitungan, lubang pada tulang tersebut dibuat untuk menghasilkan nada yang tepat.
Dengan kata lain, ini adalah alat musik yang dibuat secara ahli.

Konon Neanderthal adalah manusia yang muncul secara tiba-tiba 100.000 tahun yang lalu di Eropa dan ras ini bisa jadi menghilang karena berasimilasi dan bercampur dengan ras yang lain, atau menjadi punah karena sesuatu hal yang belum diketahui.
Satu-satunya perbedaan mereka dengan manusia modern adalah rangka tubuh mereka yang lebih tegap dan volume otaknya yang sedikit lebih besar.
Sebenarnya manusia Neanderthal bukanlah manusia yang setengah kera atau primitif, seperti teori Darwin.
Penemuan ilmiah menunjukkan bahwa Neanderthal adalah satu ras manusia yang tidak berbeda dari kita dalam tingkat kecerdasan dan keterampilan.
Apalagi dengan ditemukannya suling di zaman mereka, menunjukkan bahwa manusia Neanderthal telah berperadaban. (The AAAS Science News Service, "Neanderthals Lived Harmoniously," 3 April 1997).

C.  Perkembangan Alat Musik seruling di berbagai negara

Seruling bukan lagi alat musik langka, karena keberadaannya dapat ditemukan di berbagai pesohor negara tapi dengan nama yang berbeda, termasuk Mesir.
Pada masa Mesir Kuno, terdapat bukti permulaan muncul dan dimainkannya alat musik seruling di Mesir. Instrumen yang muncul paling menonjol adalah pipa menyerupai klarinet, seruling, dan juga harpa.
Dalam relief hieroglif pun ditemukan gambar seruling yang dikenal dengan nama `Aulos.'
Aulos ini adalah seruling yang terbuat dari kayu.
Bentuknya terdiri atas dua buah tabung seruling yang disatukan dan memiliki empat atau lima lubang nada.
Aulos ini sulit untuk dimainkan karena memiliki dua buluh yang disatukan.

Suling di Cina ada banyak jenisnya.
Kebanyakan terbuat dari bambu, walaupun ada yang dari kayu atau batu giok serta tulang.
Salah satu ciri khas dari seruling Cina adalah penggunaan membran resonansi yang dipasang pada salah satu lubang.
Ini memberikan suara suling lebih cerah.
Jenis Seruling di China modern yang sering dipakai dalam orchestra adalah Bangdi (梆笛), Qudi (曲笛), Xindi ( ), dan Dadi ( ).
Seruling di Jepang disebut `Fue' ( hiragana :ふえ), umumnya bernada tinggi dan terbuat dari bambu yang disebut Shinobue.

Di India, Pakistan, Bangladesh seruling dikenal dengan nama `Bansuri’.
Bentuk `Bansuri' lebih panjang dari seruling biasa.
Panjangnya mencapai 14 inci.
Bansuri dikenal sebagai alat musik yang berhubungan dengan kisah cinta Khrisna dan Radha.
Pernahkah Anda melihat film India atau pertunjukan ular yang meliuk-liuk badannya ? Pawang ular membawa keranjang berisi ular, saat mulai meniup serulingnya, tak lama kemudian keluar ular kobra dan bergerak seolah sedang menari.
Melihat hal seperti itu mungkin Anda kagum akan kehebatan pawang ular tersebut, namun tahukah Anda bahwa sebenarnya ular tidak bisa mendengar Lalu kenapa ular tersebut bisa menari ?
Ternyata yang diikuti ular itu bukanlah suara seruling pawang melainkan gerakan seruling pawang tersebut yang ular anggap sebagai sebuah manuver penyerangan terhadap dirinya.
Secara refleks ular pun mengatur gerakan bertahan dan bersiaga.
Kepandaian pawang adalah kehebatannya menjaga jarak dengan ular agar tidak diserang dan ia juga harus tahu pasti gerakan ular yang dilakukan ular itu. Wah, bagaimana pun juga memang sesuatu yang menakjubkan.

Di Jerman seruling disebut `Blockflöte' yang adalah hasil perpaduan dari jenis suling, yang sudah dimainkan di Eropa sejak sebelum Masehi, dan pengaruh suling lain yang berasal dari Eropa Timur, Indonesia negara tercinta adalah sebuah negara dimana bambu tumbuh dimana-mana, dimulai dari Sabang di sebelah barat dan Merauke di sebelah timur. Oleh karena itu Indonesia pun pandai membuat alat musik sendiri yang terbuat dari bambu yaitu Seruling. Seruling biasanya dimainkan di acara tradisional. Lagu dangdut tanpa seruling ibarat laut tanpa ombak. Musik keroncong disela-selanya pasti diramaikan dengan suara liukan Suling. Namun beberapa tahun terakhir ini musik tradisioanal mulai ditinggalkan. Mungkin saja ada beberapa penyanyi atau band yang menggunakan, tapi biasanya lagunya tidak dijadikan hit single atau hanya sebagai filler (pengisi), termasuk di dalam ibadah gereja. Paduan suling bambu di gereja kian memudar seiring dengan masuknya alat musik modern, serta banyaknya gereja yang memasukkan unsur band ke dalam gereja. Padahal seperti yang kita ketahui seruling dalam kitab Perjanjian Lama dipakai untuk mengungkapkan sukacita yang tak terkendalikan atau ratapan yang hebat. Pada umumnya suling dianggap sebuah alat musik sekular, dalam Mazmur 150:4 menyebutkan penggunaannya Suling di bait suci adalah untuk suatu perayaan agama. Lepas apakah Suling merupakan suatu alat yang menyatu dengan budaya setempat atau alat musik universal, Suling merupakan salah satu alat yang harus diperhitungkan untuk dilestarikan di Indonesia, kalau Anda adalah orang yang kreatif harusnya juga bisa dikombinasikan di kelompk musik di gereja.Afrika dan Asia. `Blockflöte' mencapai masa jayanya di zaman kebudayaan Renaissance dan Barok, yaitu sekitar tahun 1500 hingga 1750. Kira-kira abad ke 18 jenis suling ini tergeser dari orkestra oleh jenis suling lain.
Baru di akhir abad ke 20 jenis suling ini kembali banyak dimainkan, dan menjadi instrumen paedagogis.
Kemungkinan besar seiring dengan kolonisasi negara-negara Eropa di masa lalu, suling jenis ini juga menyebar ke negara-negara lain, di antaranya Indonesia. Sudah sejak awalnya, "Blockflöte" selain dimainkan secara solo, kerap juga dimainkan dalam satu kelompok.
Jadi seperti halnya dalam paduan suara, ada suling sopran, alto, tenor dan bas, sehingga disebut "Blockflöten familie" atau keluarga suling. 

Indonesia negara tercinta adalah sebuah negara dimana bambu tumbuh dimana-mana, dimulai dari Sabang di sebelah barat dan Merauke di sebelah timur.
Oleh karena itu Indonesia pun pandai membuat alat musik sendiri yang terbuat dari bambu yaitu Seruling.
Seruling biasanya dimainkan di acara tradisional.
Lagu dangdut tanpa seruling ibarat laut tanpa ombak.
Musik keroncong disela-selanya pasti diramaikan dengan suara liukan Suling. Namun beberapa tahun terakhir ini musik tradisioanal mulai ditinggalkan. Mungkin saja ada beberapa penyanyi atau band yang menggunakan, tapi biasanya lagunya tidak dijadikan hit single atau hanya sebagai filler (pengisi), termasuk di dalam ibadah gereja.
Paduan suling bambu di gereja kian memudar seiring dengan masuknya alat musik modern, serta banyaknya gereja yang memasukkan unsur band ke dalam gereja.
Padahal seperti yang kita ketahui seruling dalam kitab Perjanjian Lama dipakai untuk mengungkapkan sukacita yang tak terkendalikan atau ratapan yang hebat.
Pada umumnya suling dianggap sebuah alat musik sekular, dalam Mazmur 150:4 menyebutkan penggunaannya Suling di bait suci adalah untuk suatu perayaan agama.
Lepas apakah Suling merupakan suatu alat yang menyatu dengan budaya setempat atau alat musik universal,
Suling merupakan salah satu alat yang harus diperhitungkan untuk dilestarikan di Indonesia, kalau Anda adalah orang yang kreatif harusnya juga bisa dikombinasikan di kelompk musik di gereja.

D.Suling Bambu


Di indonesia alat musik tiup ini umumnya di buat dari bambu.

Bahan utamanya yaitu bambu tamiang (Schizostachyum blumei, Nees), bambu yang panjang dan memiliki permukaan licin.

Bagian kepala suling, dekat lubang kecil, dikelilingi oleh balutan rotan tipis yang berfungsi untuk menghasilkan getaran suara.

Suara suling yang lembut membuatnya dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.

Pada dasarnya ada dua jenis suling.

Suling dengan lima lubang jari dan suling dengan empat lubang jari. Masing-masing memiliki sistem penadaan yang berbeda.

Lima lubang jari untuk sistem pelog dan empat lubang jari untuk sistem salendro. Suling bambu merupakan alat musik tradisional Indonesia yang memiliki suara yang khas.
Suling bambu juga memiliki beragam keunikan lain, seperti :
Suara dan aura bunyinya khas dan menggetarkan hati.

Dapat dikombinasikan dengan instrumen musik lain, dengan suling bambu       sebagai instrumen utama.
Dapat diorkestrasikan dengan sekian puluh, ratus atau ribu pemain sehingga memiliki keunikan tersendiri, karena merupakan sebuah orkestra yang tidak dimainkan dengan alat musik barat tetapi dimainkan dengan instrumen yang didominasi suling bambu. 
Suara suling bambu dapat meliuk-liuk  dengan cengkok dan warna bunyi yang khas.

Ada dua faktor yang mempengaruhi baik tidaknya nada yang dihasilkan  suling, yaitu :
1.Posisi jari.
Perubahan posisi jari dapat mengubah resonansi suara di dalam tubuh suling.
Tergantung pada jarak lubang terdekat ke kepala suling.
2.Kecepatan aliran udara.
Kecepatan aliran udara yang ditiupkan oleh mulut.
Kecepatan aliran udara juga mempengaruhi frekuensi nada.
Misalnya, frekuensi dua kali lipat dapat dihasilkan dengan meniupkan udara dengan kecepatan dua kali lipat.

Selain itu ada teknik-teknik tertentu yang dapat kita gunakan saat bermain suling, diantaranya :

Slur
Secara dinamis mengubah nada dari satu posisi ke posisi lain dengan tanpa menghentikan aliran udara.
Contoh : mengubah la-ti, ti ke la, mi-da.

Puruluk
Adalah efek yang dihasilkan oleh pembuka-tutupan secara berulang-ulang dan cepat lubang suling dengan satu atau lebih jari.
Suara yang dihasilkan mirip suara burung merpati.
Puruluk bisa dilakukan pada nada mi-la-na.

Teknik Permainan Suling :
Bunyi suling dihasilkan melalui sebuah teknik pernafasan dari proses pemompaan dari rongga perut , kemudian udara disalurkan melalui rongga mulut yang diatur pengeluaranya oleh perubahan bentuk bibir yang seterusnya udara masuk melalui sebuah lubang suling yang telah dibingkai oleh seutas tali rotan kemudian masuk kedalam rongga bambu (resonator), yang akhirnya suara atau bunyi dapat didengar melalui lobang-lobang nada, serta lobang pembuangan. Untuk menghasilkan warna-warna suara, baik itu suara tinggi sedang atau rendah, sangat tergantung pada tekanan udara yang disalurkan melalui lubang sumber suara pada suling, selain itu posisi mulut dan bibir memiliki peran untuk menghasilkan perbedaan dinamika atau warna suara, dalam teknik pemainan suling di kenal istilah teknik tiupan, yaitu: Gebos dan wiwiw.
Tehnik tiupan “gebos” untuk menghasilkan nada-nada yang rendah/ageung, dalam titilaras angka meliputi nada-nada yang bertitik satu di atas (1,2,3,4,5 ).
Teknik wiwiw, juga memiliki fungsi untuk menghasilkan warna nada yang bergelombang,
biasanya dilakukan pada saat memainkan nada-nada sedang dan tinggi, kedua tehnik tiupan tersebut selain untuk menghasilkan nada-nada tertentu, juga berfungsi untuk mengatur teknik pernafasan, sehingga nada-nada yang dihasilkan dapat terdengan dengan baik .
Dengan demikian teknik tiup yang dilakukan dengan baik dan benar akan berpengaruh terhadap kualitas bunyi yang dihasilkan dengan baik pula.

Suling ada yang memiliki empat atau enam lubang.
Suling dengan enam lubang setidaknya dapat dimainkan dengan tiga laras.
Laras-laras yang digunakan dalam bermain suling antara lain :
  Pelogda-mi-na-ti-la-da [1-2-3-4-5-1],
Hampir mirip dengan nada do-si- sol-fa-mi-do [1'-7-5-4-3-1]
dalam tangga nada diatonis.
 Madenda atau Sorog, da-mi-na-ti-la-da [1-2-3-4-5-1],
Hampir mirip dengan nada fa-mi-do-si-la-fa [4’-3’-1’-7-6-4]
dalam tangga nada diatonis.
  Salendro da-mi-na-ti-la-da [1-2-3-4-5-1],
Hampir mirip dengan nada re-do-la-sol-fa-re [2’-1’-6-5-4-2]
dalam tangga nada diatonis..
 mandalungan, jarang digunakan.
            Kelebihan suling bambu dibandingkan dengan recorder

Suling Bambu
Recorder
Telah berusia 14 abad (telah ada sejak jaman Pra Hindu, sebelum tahun 600 M, berdasarkan relief candi di Jawa)
Telah berusia 10 abad (ditemukannya solmisasi/nada Barat oleh G. Arezzo)
Asli Indonesia
Bukan asli Indonesia
Harga lebih murah
Harga lebih mahal
Suara lebih khas dan menggetarkan
Suara sintesis plastik
Bisa dibuat sendiri dengan mudah dan simpel
Harus melalui olahan pabrik
Ramah lingkungan (bersatu dengan tanah)
Tidak dapat hancur dengan tanah
Tersedianya bahan baku asli dari alam (pohon bambu) yang melimpah, bukan hasil recycle (daur ulang sampah)
Tersedianya bahan baku tetapi harus melalui proses recycle dari sampah/limbah plastik

Selain suling bambu, di dunia ini juga dikenal suling modern
Berikut merupakan beberapa macam jenis bahan pada suling diantaranya:
1.      Suling bambu yang umum kita jumpai
2.      Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran keduanya.
3.      Suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.

E.Suling Modern
Berikut ialah jenis-jenis seruling modern.
1.      Bass Flute pada C Yang terbesar dari mereka semua, seruling bass ialah dalam kunci C. seruling hanya modern lebih besar dari flute bass ialah seruling kontra-bass, nan merupakan dua oktaf di bawah flute konser.
2.      Alto Flute pada G Seruling alto menggunakan jari sama seperti  flute konser, sementara berbagi tabung serupa dengan seruling bass. The alto terutama dirancang buat ansambel flute.
3.      Tenor Flute di B  Seruling tenor disetel dalam kunci  B. Hal ini juga dikenal sebagai 'seruling d'amour' (The Flute of Love), sebab nadanya diyakini memanggil emosi cinta.
4.      Konser Flute di C Seruling nan paling banyak digunakan di antara keluarga flute modern, seruling konser tak hanya terkenal buat kontribusi musik klasik, tetapi juga buat estetika terlihat dalam jazz atau baik, hampir di mana saja Anda membutuhkannya.
5.      Soprano Flute di E  Lebih besar dari piccolo tapi 4 inci lebih pendek dari seruling konser, soprano ialah kombinasi keduanya. Karena lapangan sedikit lebih tinggi, seruling lebih mudah buat meniup ke dalam bersama dengan menjadi mudah buat bermain.
6.      Treble Flute di G .suling treble lebih tinggi dari suling konser dan sporadis. Biasa  terlihat dalam ansambel flute atau beberapa pertunjukan jazz.

Piccolo pada C Ini ialah yang terkecil dari semua seruling modern, nadanya setengah ukuran seruling konser dan satu oktaf lebih tinggi secara keseluruhan

Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling.

Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar.
Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.

Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat(diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.

Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser.

Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole plateau key.

Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.

Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.

Suling konser disebut juga suling Boehm, atau suling saja.

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Suling merupakan sejarah salah satu alat musik tradisional yang terdapat di banyak negara. Banyak negara yang memakai alat musik yang dibunyikan dengan cara ditiup ini. Suling banyak dimainkan hingga kini. Alat musik ini banyak dimainkan karena relatif mudah untuk memainkannya. Selain itu suling juga gampang dibuat karena bahan baku utamanya yaitu bambu yang cukup mudah ditemukan. Pembuatannya juga cukup mudah. Karena bahan bakunya gampang ditemukan, suling cukup terjangkau semua kalangan. Harga murah dengan kualitas yang tidak murahan.

Komentar

pengetahuan seruling bambu indonesia

pengetahuan seruling bambu

makalah alat musik tradisional seruling bambu